Fakta – Fakta Kebangkitan Yesus Kristus
Kebangkitan Yesus Kristus adalah inti iman orang percaya. Ada beberapa fakta yang menyebabkan orang-orang yang mempelajari kebangkitan Yesus menjadi percaya bahwa kebangkitan itu benar.
Nubuat – Baik para nabi maupun Yesus sendiri mengatakan tentang kematian dan kebangkitan-Nya, dan itu terjadi tepat seperti yang telah dikatakan-Nya. ( lihat Yesaya 53; Lukas 18:31-33)
Kubur Yang Kosong – Kebangkitan-Nya merupakan penjelasan satu-satunya yang masuk akal tentang kubur-Nya yang kosong. Cerita Alkitab, bila dibaca dengan cermat menunjukkan, bahwa kubur tempat mereka meletakkan tubuh Yesus dijaga dengan ketat oleh tentara Romawi dan ditutup dengan batu yang sangat besar. Kalau Yesus tidak mati, seperti yang pernah dituduhkan orang, melainkan hanya lemas, maka batu dan penjaga kubur itu pasti sudah membuat-Nya tidak mungkin melarikan diri – atau para pengikut-Nya pasti berusaha menyelamatkan Dia. Musuh-musuh Yesus tentu tidak mungkin mengambil jenazah-Nya, sebab hilangnya jenasah itu dan kubur-Nya hanya akan memperkuat kepercayaan pada kebangkitan-Nya.
Perjumpaan Secara Pribadi – Kebangkitan itu adalah satu-satunya hal yang dapat menerangkan tentang penampakan Yesus Kristus kepada para murid-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri paling sedikit sepuluh kali kepada orang-orang yang mengenal Dia dan dihadapan kira-kira 500 orang pada suatu saat. Tuhan Yesus membuktikan bahwa penampakan ini bukan halusinasi. Yesus makan dan berbicara dengan orang-orang itu dan mereka menyentuh tubuh-Nya.
Kelahiran Gereja – Kebangkitan Yesus adalah satu-satunya hal yang dapat menerangkan dengan masuk akal mengenai berdirinya gereja. Gereja merupakan lembaga terbesar yang berdiri dan pernah berdiri di dalam sejarah dunia. Lebih dari separuh jumlah khotbah yang mula-mula disampaikan berkenaan dengan kebangkitan Yesus (Kisah 2:14-36). Jelaslah, gereja yang mula-mula tahu bahwa hal ini merupakan dasar dari pemberitaannya. Musuh-musuh Yesus dan para pengikut-Nya dapat menghentikan khotbah-khotbah itu setiap saat cukup dengan menunjukkan jasad Yesus.
Hidup Yang Diperbaharui – Kebangkitan Yesus adalah satu-satunya hal yang dapat menerangkan dengan logis mengenai kehidupan para murid Yesus yang diperbaharui. Para murid itu meninggal Dia sebelum Yesus dibangkitkan; setelah mati, mereka kecil hati juga dan sangat takut. Mereka tidak pernah mengharapkan Yesus bangkit dari kematian (Lukas 24:1-11). Namun setelah Yesus bangkit dan mereka mendapatkan pengalaman pada hari Pentakosta, hari turunnya Roh Kudus, laki-laki dan perempuan yang semula kecil hati dan kecewa ini, diubahkan oleh kuasa besar Kristus yang telah dibangkitkan itu. Dalam nama-Nya, mereka menjungkir-balikkan dunia. Banyak diantara mereka yang kehilangan nyawa demi iman mereka, yang lainnya disiksa. Perbuatan mereka yang gagah berani itu tidak masuk akal bila mereka tidak berada di dalam keyakinan mereka, bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh dibangkitkan dari kematian – sesuatu kenyataan yang layak untuk dibela sampai mati.
Allah Yang Hidup – Karena kebangkitan Yesus maka para pengikut-Nya yang setia tidak hanya sekedar mengamati kode etik pendiri “agama” yang mati, tetapi lebih dari pada itu, mereka mempunyai hubungan pribadi yang vital dengan Allah yang hidup. Yesus Kristus hidup sekarang, dan dengan setia memberkati dan ‘memperkaya’ kehidupan semua orang yang percaya dan patuh kepada-Nya. Disepanjang abad demi abad, sejumlah besar manusia telah mengakui kemuliaan Yesus Kristus, termasuk banyak orang yang telah mempengaruhi dunia secara besar-besaran.
Blaise Pascal menyatakan “Ada suatu kekosongan yang tidak dapat dipuaskan dengan apapun juga hanya oleh Allah melalui Yesus Kristus. Yesus hidup dan Dia mendengar setiap seruan orang yang berseru pada-Nya yang menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dengan mengundang-Nya masuk dalam kehidupan pribadi Anda.
Perjanjian Baru adalah satu-satunya sumber informasi penting dari abad pertama tentang kehidupan Yesus. Ia hampir tidak pernah disebutkan dalam tulisan-tulisan orang Yahudi dan Romawi pada waktu itu.
Sejarawan Yahudi abad pertama, Flavius Yosefus, menulis sebuah buku mengenai sejarah agama Yahudi, dengan maksud untuk menunjukkan pada orang Romawi bahwa agama Yahudi tidak terlalu jauh berbeda dari cara hidup Yunani dan Romawi. Yosefus berkata:
"Kira-kira pada masa tersebut, Yesus, seorang yang bijaksana, apabila memang sah untuk menganggap-Nya sebagai manusia, karena Ia telah mengadakan banyak perbuatan ajaib, seorang guru dari orang-orang yang menerima kebenaran dengan senang hati. Ia menarik banyak orang Yahudi dan orang bukan Yahudi kepada diri-Nya, Ia adalah Kristus. Dan ketika Pilatus, atas saran dari orang-orang penting di antara kita, telah menghukum dengan menyalibkan Dia, maka orang-orang yang dari mulanya telah mengasihi Dia tidak meninggalkan Dia: Ia menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga: sebagai suatu hal yang luar biasa mengenai Dia. Dan kelompok orang Kristen yang diberi nama menurut Dia tetap ada sampai saat ini.84
Seorang penulis biografi Romawi, Suetonius, menulis pada masa pemerintahan Kaisar Nero:
"Hukuman [oleh Nero] dijatuhkan pada orang Kristen, segolongan orang yang menganut takhayul baru yang merugikan."85
Seorang sejarawan yang terkenal dari abad kedua, Tacitus, berkata bahwa Nero mencoba untuk mempersalahkan orang Kristen tentang kebakaran di Roma. "Tetapi takhayul jahat tersebut, yang berhasil ditindas untuk sesaat, timbul lagi," tulisnya, "tidak hanya di seluruh Yudea di mana kejahatan ini dimulai, tetapi juga di seluruh Kota Roma ..."86
Seorang penulis Romawi, Lucianus, mencemooh orang Kristen dan menggambarkan Kristus sebagai "seseorang yang disalibkan di Palestina karena Ia memperkenalkan cara pemujaan baru ini pada dunia."87
Ingatlah bahwa pernyataan-pernyataan tentang Kristus dan kekristenan ini berasal dari orang-orang yang memusuhi kekristenan dan tidak mempunyai informasi cukup tentang hal tersebut. Namun, mereka menunjukkan kepada kita bahwa kekristenan tersebar luas pada awal abad ke-2 Masehi, dan bahwa keberadaan Kristus dalam sejarah diterima sebagai sebuah fakta, bahkan oleh musuh-Nya. Rupanya mereka memandang-Nya sebagai seorang fanatik agama yang telah memperoleh pengikut lebih banyak daripada yang seharusnya Dia dapat.
Keempat kitab Injil adalah satu-satunya sumber utama untuk mendapatkan informasi tentang Yesus Kristus. Ketika kitab tidak memberikan sebuah biografi tentang kehidupan-Nya, melainkan sebuah gambaran tentang pribadi dan perbuatan-Nya. Sejak kelahiran-Nya sampai Ia berumur tiga puluh tahun, tidak ada sesuatu pun yang dikatakan tentang Dia. Bahkan laporan pelayanan-Nya pun tidak lengkap. Misalnya, banyak dari apa yang diketahui dan dilihat oleh Yohanes, tidak dicatat (Yoh. 21:25). Apa yang dicatat kadang-kadang dipersingkat menjadi beberapa ayat. Semua kitab Injil lebih banyak meliput peristiwa-peristiwa minggu terakhir kehidupan Yesus daripada peristiwa lainnya.
Karena setiap penulis ingin menekan aspek yang agak berbeda tentang diri dan perbuatan Kristus, laporan-laporan tersebut agak berbeda detail-detailnya. Jelaslah bahwa para penulis yang asli memilih fakta-fakta yang dapat meningkatkan maksud mereka, dan mereka tidak selalu melakukannya menurut urutan kronologis yang ketat. (Biasanya dianggap bahwa Lukaslah yang lebih teliti mengikuti urutan peristiwa-peristiwa yang aktual.) Kitab-kitab Injil lebih banyak merupakan kitab tafsiran daripada catatan sejarah, tetapi tidak ada alasan untuk meragukan bahwa semua yang mereka nyatakan itu adalah benar seluruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar